Selasa, 28 Mei 2013

lampu hemat energi

LED Berdaya Besar

LED (Light Emitting Diode) digunakan hampir pada sebagian besar perangkat elektronik seperti televisi, radio kaset, alat musik, alat kesehatan, perangkat pengujian, otomotif, dan lain-lain, sebagai lampu isyarat atau indikator.
LED mempunyai banyak keunggulan ketimbang lampu lainnya seperti: Mempunyai umur pakai yang sangat panjang, membutuhkan daya listrik yang sangat kecil (hemat energi), respon kerja yang sangat cepat dan baik.
Pada tahun 1999 Philips Lumileds Lighting Company menemukan LED yang diharapkan dapat menggantikan fungsi lampu yang biasa digunakan untuk penerangan. LED tersebut mengeluarkan cahaya yang sangat terang dengan warna putih. LED tersebut dinamakan LUXEON. Kantor R&D Lumileds berlokasi di San Jose dan Penang (Malaysia).
Kehadiran LUXEON ini membuat berbagai peluang baru dalam aplikasi yang membutuhkan cahaya terang dengan ukuran yang kompak. Sudah dapat kita temukan yaitu pada Lampu Flash Handphone Camera, terlihat pada saat flash padam, akan terlihat berwarna kuning. Saat ini Philips sedang terus mengembangkan LUXEON untuk menggantikan lampu rumah tangga dan perkantoran. Bisa dibayangkan terangnya.
Saya sempat menemukan LUXEON yang berdaya 1 watt, bentuknya menempel pada Base berbentuk seperti bintang, atau sering disebut LUXEON Star, saat ini (10/2006) dijual dengan harga sekitar rp.75.000 per buahnya.

Baru-baru ini saya mendapatkan bingkisan dari sahabat saya, LUXEON dengan daya 3 watt, sering disebut sebagai LUXEON Emitter.
Dikarenakan dayanya yang besar, LUXEON memerlukan pendingin (HeatSink) yang ditempelkan pada bagian belakang LED tersebut. Jika temperatur berlebihan, maka LED tersebut akan cepat mati/rusak.
Terlihat pada bagian bawah LUXEON Emitter terdapat plat besi sebagai penyalur panas untuk ditempelkan pada Pendingin (HeatSink).
Sayang sekali, LUXEON membutuhkan masukan tegangan dan daya yang cukup kritis.
Dibutuhkan tegangan masukan sebesar 3,2volt dan daya konstan sebesar maksimum hingga 350mA (untuk 1watt) , 700mA (untuk 3watt).
Aplikasi yang hanya menggunakan resistor sebagai pembatas tegangan seperti LED pada umumnya tidak disarankan untuk LUXEON ini, ketika mendapatkan daya yang sangat besar, membuat LUXEON rusak.
Foto di atas adalah aplikasi LUXEON dengan hanya menggunakan resistor, dan terbukti ketika dihubungkan dengan masukan arus yang terlalu besar membuat salah satu LUXEON mati seketika.
LUXEON DRIVER
Saya teringat IC regulator yang dapat berfungsi ganda, sebagai Pengatur Tegangan juga bisa digunakan sebagai Pengarus Arus konstan, yaitu IC LM317.
IC ini cukup murah, berkisar Rp 2.000 – Rp 4.000,- dan beberapa komponen pendukung lainnya yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 20.000,-
Â
Skemanya saya coba desain sebagai berikut:
Dengan Trimmer Potensiometer, dibantu Volt Meter, kita set hingga mempunyai tengangan output 3,2volt.
Arus yang keluar dari rangkaian ini adalah 560mA.
LUXEON Emitter saya rekatkan pada pendingin (Heatsink) bekas pendingin Prosesor komputer.
Jadilah rangkaian uji coba ini sebagai berikut.
Nah saatnya melihat cahaya LUXEON berdaya 3Watt ini..
Hasil yang saya cermati, cahaya sangat terang untuk sebuah led, bahkan bisa dikatakan cahayanya seperti penggunakan lampu neon putih.
Sempat terpikir, bagus juga untuk menggantikan lampu kabin mobil, lampu belajar, dan lain-lain.
Ternyata tidak sepanas yang dikira… Jadi Heatsink yang digunakan terlalu besar untuk LED tersebut. Walau tidak begitu panas, Tetap memerlukan Pendingin.

Rangkaian Alat Bantu Pendengaran

Rangkaian Alat Bantu Pendengaran

Sebenarnya rangkaian alat bantu pendengaran ini digunakan pada orang-orang yang cacat telinga. Alat ini diperuntukkan bagi mereka yang pendengarannya terganggu (agak tuli). Hal ini bisa terjadi karena faktor usia atau karena sebuah kecelakaan sehingga telinganya tidak bisa berfungsi dengan baik.
Setelah rangkaian alat bantu pendengaran ini dirakit dengan baik, untuk menggunakannya adalah dengan cara mencolok jack pada sambungan kabel dari radio atau tape recorder. Kemudian sakelar ditekan sehingga arus dari sumber tegangan mengalir ke seluruh komponen dan menghasilkan suara di earphone sesuai dengan bunyi pada sumbernya.
Gambar Skema Rangkaian Alat Bantu Pendengaran
Gambar Skema Rangkaian Alat Bantu Pendengaran
Daftar komponen :
C1, C2, C4, C5 = 8uF
C3, C6 = 8pF
R1 = 2K7 Ohm
R2 = 56K Ohm
R3 = 18K Ohm
R4 = 3K9 Ohm
R5 = 22K Ohm
R6 = 1K8 Ohm
R7 = 39K Ohm
R8 = 33K Ohm
R9 = 1K Ohm
R10 = 5K Ohm
R11 = 1K Ohm
R12 = 10K Ohm
R13 = 1K Ohm
R14 = 2K Ohm
Tr1 = OC70
Tr2 = BC70
Tr3 = OC70
Tr4 = OC71
B   = 3 Volt
M   = Mikrofon
LS  = Earphone
S   = Sakelar
J   = Jack
Agar dapat memperoleh suara maksimal, potensiometer diputar ke arah kanan. Suara yang keluar dari earphone akan terdengar lebih tinggi. Earphone adalah sejenis loudspeaker yang berukuran kecil dan biasanya ditempelkan /dicocokkan pada telinga. Selain dapat digunakan untuk mendengarkan musik, rangkaian ini berfungsi pula sebagai alat pemanggil. Caranya dengan menggunakan mikrofon yang dicolokkan pada jack. Sementara itu, earphone masih berada di telinga.
Bila tidak berfungsi sama sekali/tidak dapat dipakai berarti ada salah satu komponen yang rusak atau terpasang terbalik. Perlu diketahui bahwa rangkaian alat bantu pendengaran ini menggunakan empat transistor dimana transistornya ada yang berlainan jenis (beda).

Rangkaian Lampu Baca Otomatis

Rangkaian Lampu Baca Otomatis adalah rangkaian aplikasi elektronika dimana rangkaian ini bisa menghasilkan energi cahaya seperti halnya lampu pijar sebagai penerang ruangan atau kamar. Orang bijak bilang, buku adalah gudang ilmu.  Membaca buku memang salah satu kegiatan yang mengasyikkan, selain mendapatkan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai hiburan. Bahkan membaca oleh sebagian orang dijadikan trik  supaya cepat terlelap tidur.  Tak heran jika banyak orang membaca buku (novel, majalah, dll) sembari menanti kantuk datang.
Guna melakukan aktivitas membaca di kamar tidur biasanya menggunakan lampu baca.  Persoalan lain timbul tatkala Anda tiba-tiba tertidur pulas sehingga lupa memadamkan (mematikan) lampu baca tersebut.  Dari segi ilmu ekonomi jelas Anda rugi karena dengan tidak memadamkan lampu baca berarti Anda tidak hemat energi.  Nah untuk mengatasi masalah ini maka terciptalahRangkaian Lampu Baca Otomatis. Gambar skemanya kami sajikan di bawah ini.
Gambar Skema Rangkaian Lampu Baca Otomatis
Berikut ini daftar komponen yang diperlukan :
R1 = 1K
R2 = 4K7
R3 = 10M
R4 = 1M
R5 = 10K
C1 = 470µF / 25V
C2- C4 = 100nF / 63V
C1 = 470µF / 25V
C2- C4 = 100nF 63V
D1- D4 = 1N4002
D5 = 5 mm LED warna merah
IC1 = CD4012
IC2 = CD4060
Q1 = BC  328
Q2 = BC 547
P1, P2 = Saklar
T1 = Transformator 9 Volt 1VA
RL1 = Relay 10.5V 470 Ohm 2A 220V
PL1 = Plug cowok
SK1 = Soket cewek

Rangkaian Lampu Baca Otomatis ini akan menyalakan sebuah lampu atau alat lain untuk waktu tertentu (misalnya 30 menit) dan kemudian mematikannya. Hal ini sangat berguna ketika Anda membaca di tempat tidur pada malam hari. Rangkaian ini akan  mematikan lampu samping di tempat tidur Anda secara otomatis setelah pembaca tertidur.  Biasanya untuk menunggu kantuk datang perlu waktu baca sekitar 30 – 60 menit. Setelah turn-on dengan menekan tombol P1, LED menyala selama sekitar 25 menit, tapi kemudian mulai berkedip selama dua menit, berhenti berkedip selama dua menit dan berkedip selama dua menit sebelum beralih lampu padam, sehingga menandakan bahwa tepat waktu baca ini segera berakhir. Jika Anda ingin memperpanjang bacaan, lampu  bisa mendapatkan lagi setengah jam cahaya dengan menekan P1.

Senin, 27 Mei 2013

DIODA sebagai penurun tegangan

Menggunakan DIODA untuk Menurunkan Tegangan Listrik. SIAPA TAKUT !!!



Saya ingin berbagi sedikit tip untuk menurunkan tegangan listrik menggunakan DIODA berdasarkan pengalaman yang pernah saya lakukan. Berawal ketika ada tugas memantau PRAKERIN siswa TITL disebuah Pabrik Gula yang sering digunakan siswa untuk praktek kerja industri, disana seorang pimpinan menunjukkan sebuah pemanas air (bentuknya seperti rice cooker tapi ukurannya buuueessar) dengan daya 2000 Watt dengan tegangan 110 VAC. Menurut pengakuan beliau pemanas air ini sudah lama tidak digunakan, karena tegangan jala-jala yang ada di pabrik sudah menggunakan tegangan 220 VAC.

Salah satu yang umum dilakukan untuk kasus diatas antara lain :
1.      1.  Mengganti elemen pemanas 2000 Watt 110 VAC dengan elemen pemanas 2000 Watt 220 Volt
2.      2.  Menambahkan trafo jenis Step Down ( sebagai penurun tegangan ) 220VAC menjadi 110VAC.

Dari kedua alternative diatas, memang bisa dilakukan tetapi biaya yang harus dikeluarkan juga mahal. Alaternatif yang saya gunakan adalah dengan menambah / memasang sebuah DIODA silicon dengan arus 25A yang dapasang secara seri pada salah satu kaki tegangan input.

Mengapa menggunakan DIODA ?
Dioda merupakan komponen semiconductor yang memiliki fungsi antara lain sebagai penyearah / rectifier. Atau dengan kata lain mengubah tegangan AC menjadi DC. Perhatikan gambar berikut :
 Dari teori salah satu sifat DIODA diatas, saya coba untuk mengaplikasikan untuk permasalahan diatas. Perlu diketahui bahwa elemen pemanas bersifat RESISTIF, jadi tidak ada pengaruh jika menggunakan arus listrik dengan bentuk setengah gelombang.  

Bagaimana menentukan kemampuan arus DIODA ?
Arus yang digunakan pemanas adalah 2000 Watt / 110Volt. Maka secara kasar arus yang dibutuhkan adalah I = P/V   atau sama dengan  2000 / 110 = 18.18 Ampere. Atau dibulatkan sekitar 20A. Untuk batas aman pasang DIODA dengan kapasitas diatas kebutuhan. Pada aplikasi yang saya lakukan adalah dengan memasang DIODA sebesar 25 Ampere, dengan harga Rp. 6000. Bandingkan jika harus membeli elemen pemanas baru atau membeli trafo STEP DOWN baru.
Salah satu bentuk DIODA 25A



Bagaimana cara pasangnya ?
Cara pasangnya cukup mudah, tinggal dipasang secara seri pada kabel bagian fasa atau pada kabel nol juga boleh. Dioda juga demikian bisa dibolak maupun balik juga gak papa. Pemasangan lebih baik tidak disolder melainkan dibaut saja ( takut lepas karena arus yang mengalir besar). Bisa juga menggunakan terminal kabel.
 Terminal kabel

  
Bagian bawah pemanas air ( perhatikan posisi conector listrik)

Setelah pemasangan ini, pemanas air  langsung diujicoba untuk merebus kacang tanah dalam air tentunya. Hasilnya…. Sekitar 20 menit air mendidih dan kacang masak sempurna,………. SELAMAT MENCOBA.

rangkaian untuk mengatur suhu

SENSOR SUHU


Pada rangkaian  sensor suhu, menggunakan perubahan suhu atau temperatur sebagai input untuk menggerakkan output. Suhu atau temperatur yang digunakan bervariasi mulai suhu dingin, hangat, panas dan sebagainya tergantung dari pengaturan (setting) untuk apa rangkaian akan digunakan.


Rangkaian 1
Pada rangkaian ini, input perubahan suhu mengunakan komponen thermistor (Th1) sebagai komponennya. Thermistor bekerja bersama timpot (trimer potensiometer-P1) yang berfungsi sebagai pengatur kepekaan (sensitifitas) rangkaian. Otak rangkaian berada pada Op-Amp 741 (operasional amplifier). Output dari op amp digunakan untuk mengemudikan / mengendalikan transistor Q1, yang selanjutnya memperkuat arus untuk mengendalikan relay Re1. Pada rangkaian ini suhu digunakan untuk mengendalikan beban berupa kipas angin / FAN.


Rangkaian 2
Sama dengan rangkaian 1, rangkaian 2 menggunakan Thermistor untuk mengendalikan kipas angin / Fan. Pada aplikasinya dengan sedikit modifikasi pada beban, fan 12 Volt dapat diganti dengan beban kipas angin 220 Volt. Pada rangkaian 2 Op-amp 741 diganti dengan IC LM 311 yang berfungsi sebagai Comparator / pembanding.


Rangkaian 3
Berbeda dengan kedua rangkaian diatas, pada rangkaian ini sensor suhu menggunakan komponen IC LM35 sebagai input. Dengan menggunakan IC Analog to Digital Converter ADC0804, perubahan suhu dapat ditampilkan menggunakan penampil LED.


Rangkaian 4
Rangkaian 4 sama dengan rangkaian 1 dan 2, hanya ada sedikit perbedaan yaitu penggunaan komparator menggunakan jenis IC LM 339. Untuk mengatur kepekaan rangkaian dapat mengatur perubahan hambatan pada trimpot 50K. Output dari relay dapat digunakan untuk aplikasi lain misalnya kipas angina tau rangkaian yang memerlukan sensor suhu.


Rangkaian 5
Pada rangkaian 5, masih menggunakan thermistor jenis NTC sebagai komponen pendindera suhu. Untuk otak rangkaian menggunakan IC 741 atau 301 sebagai Comparator. Output rangkaian digunakan untuk menggerakkan relay. Dari relay ini dapat dikembangkan lagi untuk mengendalikan beban-beban listrik yang memerlukan sensor suhu sebagai inputnya.


Rangkaian 6
Berbeda dengan rangkaian diatas sebelumnya, pada rangkaian 6 menggunakan sensor suhu jenis PTC dan NTC secara bersamaan. Pembagi tegangan dari kedua komponen ini di bypass melalui Diac (T2). Diac akan mengemudikan TRIAC (T1) yang akan mengendalikan Fan Motor. Pada rangkaian ini dapat menggunakan tegangan 220VAC demikian juga dengan fan dapat menggunakan fan dengan tegangan 220VAC.


kampu tepuk

LAMPU TEPUK
Menyalakan atau mematikan lampu mada umumnya dilakukan dengan menekan saklar. Pada rangkaian ini cukup dengan satu tepukan, lampu akan menyala....untuk memadamkan berikan satu tepukan berikutnya.


PCB LAMPU TEPUK
     tampak atas                    tampak bawah


Jumat, 24 Mei 2013

cara membuat pcb

CARA MUDAH MEMBUAT PCB
sasalam kawan - kawan ,,,hari ini saya akan coba posting cara mudah untuk membuat pcb....
ok langsung saja kawan berikut......tipsnya   .//////////\\\\\


Cara membuat pcb yang akan dibahas kali ini adalah salah satu cara membuat pcb yang paling mudah dengan hasil yang lumayan bagus. Cara ini juga banyak digunakan oleh para hobi elektronika. 
Tips ini saya ambil dari pembahasan mas Jaka Lesmana, (YC5NBX). Nah simak nih caranya :
Bahan-bahan dan peralatan yang harus disiapkan adalah :
1. Printer Laser Jet (harus Tinta Toner) jika tidak ada bisa pakai mesin Foto Copy.
2. Kertas bekas Kalender dinding yang masih baik (tidak kusut/lecek)
3. Papan PCB
4. Kertas Ampelas (abrasive paper) No.P500 atau P600
5. Setrika listrik
6. Ferric Cloride
7. Bor PCB
8. Kikir (halus)
9. Pisau (Cutter)
10. Penggaris (stainless steel)
11. Spidol kecil permanent (for OHP) produk SNOWMAN
12. Komputer + Software PCB, tentunya…
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1.Print file gambar PCB yang sudah dibuat dengan Software PCB ke kertas kalender.

2.Jangan lupa kertas bekas Kalender yang bakal dipakai untuk ngeprint tentunya disisi yang masih kosong, usahakan kertas kalender dipilih yang masih bersih termasuk tangan kita juga harus bersih dan jangan berminyak.
3.Jika printer Toner tidak ada, maka hasil print diatas kertas biasa yang tadi lalu di Foto Copy, tapi hasil Foto Copynya (Target) harus diatas kertas Kalender.
4.Setelah ter-print ke kertas kalender dan memastikan tidak ada trace yang putus,guntinglah gambar PCB tersebut kira-kira 2-3mm diluar garis gambar.

5.Potong PCB dengan pisau Cutter seukuran gambar PCB yang baru saja di-print, lalu kikir bagian tepi PCB agar tidak menonjol..sampai permukaanya rata dan tidak tajam.
6.Ampelas seluruh permukaan PCB sambil dibasahi dengan air, lakukan prosespengampelasan dengan cara memutar searah jarum jam sampai bersih, keringkan.
7.Lakukan pemolesan dengan kertas ampelas dengan gerakan searah jarum jam, sambil disiram air sampai permukaan PCB bersih. Usahakan bekas goresan ampelas tidak begitu nampak yang menandakan pemolesan berjalan dengan “baik”.

8.Panaskan Setrika, jgn putar sampai penuh, kira-kira arah di jam 12 - 2.
9.Posisikan gambar PCB diatas papan PCB, trace PCB (tinta Toner) menghadap kepapan PCB (tembaga).
10.Diatas kertas kalender lapisi dengan kertas biasa, agar Text yg ada di kalendertidak menempel ke permukaan Setrika.Tekan Setrika agak kuat diatas kerta kalender yang sudah dilapisi dgn kertas biasa tadi sampai kira-kira 30 detik sampai gambar menempel ke papan PCB dan lakukan penggosokan secara merata ke permukaan yg lain. 
11.Waktu yang diperlukan selama proses setrika +/- 3 menit, jangan sampai lebih dari 4 menit karena jika terlalu lama biasanya gambar akan melebar/pudar.
12.Setelah kertas kalender menempel ke PCB lalu dinginkan papan PCB dengan cara di-angin-anginkan, jangan sekali-kali langsung direndam ke air atau diblow dengan udara dingin / AC, gambar (toner) bisa terkelupas sewaktu masuk pada prosesselanjutnya.

13.Jika sudah benar-benar dingin, rendam papan PCB ke dalam air selama +/- 15 s/d 30 menit, tergantung dari tebal/tipisnya kertas kalender, hingga kertas nampak basah pada permukaan bagian dalam, biasanya jika menggunakan kertas kalender yang tipis… kertas akan terkelupas dengan sendirinya…. (terapung).
14.Kupas kertas kalender pelan-pelan dengan tangan sampai gambar/trace nampak, lalu sedikit-demi sedikit bersihkan sisa-sisa kertas yang masih nempel dengan bantuan Sikat Gigi bekas, terutama kertas yang nempel pada bagian lubang/pads komponen dan diantara traces sampai bersih.

15.Jika terdapat trace yang terkelupas/putus, gunakan Spidol permanent untuk membantu menyambungnya.
16.Masukkan Ferric Cloride secukupnya ke dalam “nampan plastic” yg tidak dipakai atau beli baru di serba 6-ribu, Ferric Cloride paling tidak 1 (bungkus) kemasang Rp.500,- harga di Pekanbaru, dan masukkan air panas/hangat secukupnya +/- 100ml (1/2 gelas), sampai seluruhnya lebur dengan air, jangan lupa penutup hidung (masker) dan sarung tangan plastic/karet.
17.Masukkan papan PCB kedalam larutan Ferric Cloride tadi, dan agar prosesnya lebih cepat, bantu dengan cara menggoyang-goyang nampan, awass tumpah. Sambil diamati jika papan PCB sudah seluruhnya lebur, maksudnya tembaga yang tidak tertutup oleh gambar/toner, maka angkat papan PCB dan bersihkan dengan air yang mengalir (air kran).
18.Untuk membersihkan gambar/toner, gosokan ampelas pelan-pelan sambil disiram air kran sampai benar-benar bersih.

19.Periksa kembali apakah terdapat trace yang putus.
20.Bor papan PCB dengan mata Bor ukuran 0,8mm s/d 1mm.
21.Bersihkan papan PCB, lalu mulailah menyolder.

Nah, selamat mencoba…